Senin, 01 Oktober 2012

Tambahkan Cinta Dan Kurangi Benci

Seorang  pria  bertemu  dengan  seorang  gadis  di  sebuah  pesta,  si  gadis
tampil luar biasa cantiknya, banyak lelaki yang mencoba mengejar si gadis.
Si  pria  sebetulnya  tampil  biasa  saja  dan  tak  ada  yang  begitu
memperhatikan dia, tapi pada saat  pesta selesai dia memberanikan diri
mengajak si gadis untuk sekedar mencari minuman hangat. Si gadis agak
terkejut, tapi karena kesopanan si pria itu, si gadis mengiyakan ajakannya.
 
Mereka berdua akhirnya duduk di sebuah coffee shop, tapi si pria sangat
gugup untuk berkata apa-apa dan si gadis mulai merasa tidak nyaman dan
berkata, "Kita pulang saja?".
 
Namun tiba-tiba si pria meminta sesuatu pada sang pramusaji, "Bisa minta
garam buat kopi saya?" Semua orang yang mendengar memandang dengan
ke arah si pria, aneh sekali! Wajahnya berubah merah, tapi tetap saja dia
memasukkan  garam  tersebut  ke  dalam  kopinya  dan  meminumnya.
Si gadis dengan penasaran bertanya, "Kenapa kamu bisa punya kebiasaan
seperti ini?" Si pria menjawab, "Ketika saya kecil, saya tinggal di daerah
pantai  dekat  laut,  saya  suka  bermain  di  laut,  saya dapat  merasakan
rasanya laut, asin dan sedikit menggigit, sama seperti kopi asin ini. Dan
setiap saya minum kopi asin, saya selalu ingat masa kanak-kanak saya, ingat
kampung halaman, saya sangat rindu kampung halaman saya, saya kangen
orang tua saya yang masih tinggal di sana."
 
Begitu berkata kalimat terakhir, mata si pria mulai berkaca-kaca, dan si
gadis sangat tersentuh akan perasaan tulus dari ucapan pria di hadapannya
itu.  Si  gadis  berpikir  bila seorang  pria  dapat  bercerita  bahwa  ia  rindu
kampung  halamannya,  pasti  pria  itu  mencintai  rumahnya,  peduli  akan
rumahnya dan mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya. Kemudian si
gadis juga mulai berbicara, bercerita juga tentang kampung halamannya
nun jauh di sana , masa kecilnya dan keluarganya.
 
Suasana kaku langsung berubah menjadi sebuah perbincangan yang hangat

juga  akhirnya  menjadi  sebuah  awal  yang  indah  dalam  cerita  mereka
berdua.
 
Mereka akhirnya berpacaran. Si gadis akhirnya menemukan bahwa si pria
itu adalah seorang lelaki yang dapat memenuhi segala permintaannya, dia
sangat  perhatian,  berhati  baik,  hangat,  sangat  perduli...  betul-betul
seseorang yang sangat baik tapi si gadis hampir saja kehilangan seorang
lelaki seperti itu!
 
Kopi asin yang ada gunanya...
 
Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta yang indah,
sang  putri  menikah  dengan  sang  pangeran  dan  mereka hidup  bahagia
selamanya, dan setiap saat sang putri membuat kopi untuk sang pangeran,
ia  membubuhkan  garam  di  dalamnya,  karena  ia  tahu  bahwa  itulah  yang
disukai oleh pangerannya.
 
Setelah 40 tahun, si pria meninggal dunia, dan meninggalkan sebuah surat
yang  berkata,  "Sayangku  yang  tercinta,  mohon  maafkan  saya,  maafkan
kalau seumur hidupku adalah dusta belaka. Hanya sebuah kebohongan yang
aku katakan padamu ... tentang kopi asin."
 
Ingat sewaktu kita pertama kali jalan bersama? Saya sangat gugup waktu
itu,  sebenarnya  saya  ingin  minta  gula  tapi  malah  berkata  garam.  Sulit
sekali  bagi  saya  untuk  mengubahnya  karena  kamu  pasti  akan  tambah
merasa  tidak  nyaman,  jadi  saya  maju  terus.  Saya  tak  pernah  terpikir
bahwa hal itu ternyata menjadi awal komunikasi kita! Saya mencoba untuk
berkata  sejujurnya  selama  ini,  tapi  saya  terlalu  takut  melakukannya,
karena  saya  telah berjanji  untuk  tidak  membohongimu  untuk  suatu  apa
pun.
 
Sekarang saya sekarat, saya tidak takut apa-apa lagi jadi saya katakan
padamu yang sejujurnya, saya tidak suka kopi asin, betul-betul aneh dan
rasanya tidak enak. Tapi saya selalu dapat kopi asin seumur hidupku sejak
bertemu denganmu, dan saya tidak pernah sekalipun menyesal untuk segala
sesuatu  yang  saya  lakukan  untukmu.  Memilikimu  adalah  kebahagiaan
terbesar dalam seluruh hidupku. Bila saya dapat hidup untuk kedua kalinya,

saya  tetap  ingin  bertemu  kamu  lagi  dan  memilikimu  seumur  hidupku,
meskipun saya harus meminum kopi asin itu lagi.
 
Air mata si gadis betul-betul membuat surat itu menjadi basah. Kemudian
hari bila ada seseorang yang bertanya padanya, apa rasanya minum kopi
pakai garam?
 
Si gadis pasti menjawab, "Rasanya manis."
 
Kadang Anda merasa Anda mengenal seseorang lebih baik dari orang lain,
tapi hanya untuk menyadari bahwa pendapat Anda tentang seseorang itu
bukan seperti yang Anda gambarkan. Sama seperti kejadian kopi asin tadi.

Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci karena terkadang garam terasa lebih
manis daripada gula

Tidak ada komentar: